Langkah Membangun Kebiasaan Baru Agar Lebih Produktif

Langkah Membangun Kebiasaan Baru Agar Lebih Produktif - Featured Image

lisaslegacy7.org – Ketika tahun baru tiba, umumnya banyak individu membuat resolusi tahun baru. Resolusi tahun baru ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan baru yang baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Misalnya, mulai menjalani gaya hidup sehat, menjadi lebih produktif, atau mengurangi penggunaan media sosial.

Membentuk resolusi yang dapat menjadi kebiasaan memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu secara otomatis tanpa perlu mengeluarkan banyak energi fisik dan mental. Ini juga memungkinkan kita untuk mencapai tujuan seperti peningkatan produktivitas dan kesehatan.

Namun, menciptakan kebiasaan ini tidaklah mudah dan memerlukan konsistensi. Menurut penelitian di Edith Cowan University, kebanyakan orang hanya dapat mempertahankan resolusi tahun baru mereka selama beberapa minggu saja. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa hanya 8% orang yang berhasil mempertahankan resolusi tahun baru mereka. Itu adalah suatu hal yang disayangkan. Untuk membuat kebiasaan baru kamu menjadi bertahan lama, simak artikel ini hingga selesai.

Alasan Mengapa Upaya Membentuk Kebiasaan Barumu Gagal

Langkah Membangun Kebiasaan Baru - Mengapa Upaya Membentuk Kebiasaan Barumu Gagal
Langkah Membangun Kebiasaan Baru – Mengapa Upaya Membentuk Kebiasaan Barumu Gagal

Terdapat beberapa alasan mengapa usaha membentuk kebiasaan barumu mungkin tidak berhasil. Jadi, apa saja alasan-alasan tersebut?

1. Tujuan yang Tidak Spesifik dan Realistis

Alasan mengapa goal-mu sering gagal adalah karena tujuan tersebut tidak spesifik. Sebagai contoh, kamu mungkin memiliki tujuan untuk berolahraga secara rutin di tahun baru. Namun, tujuan ini masih terlalu umum karena tidak memiliki detail yang jelas. Seberapa sering “rutin” berarti dalam seminggu? Berapa banyak waktu yang akan kamu habiskan untuk berolahraga?

Baca Juga  Kunci Kebahagiaan: Bagaimana Kita Menemukannya?

Di sisi lain, mungkin juga ada masalah dengan tujuan yang tidak realistis. Misalnya, kamu menetapkan target untuk berolahraga selama 30 menit, lima hari dalam seminggu. Jika kamu adalah pemula dalam berolahraga, mungkin akan terasa sangat menantang dan membuatmu mudah merasa lelah. Oleh karena itu, tujuan ini mungkin tidak realistis karena tidak mempertimbangkan tingkat kebugaranmu saat ini.

Kamu dapat memulai dengan memahami bagaimana membuat tujuan yang spesifik menggunakan metode SMART. SMART adalah singkatan dari “Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound.” Metode ini membantumu merinci tujuanmu sehingga menjadi lebih konkret, dapat diukur, realistis, dan memiliki batas waktu, sehingga kamu lebih terarah dalam mencapainya.

2. Prokrastinasi atau Penundaan

Alasan berikutnya mengapa kamu selalu gagal mencapai tujuan adalah kecenderungan sering melakukan prokrastinasi atau menunda-nunda tindakan yang diperlukan. Ini sering terjadi ketika kamu sibuk atau merasa kurang termotivasi.

Prokrastinasi yang berlarut-larut ini bisa membuat seseorang akhirnya menyerah untuk melanjutkan usaha. Hal ini disebabkan oleh pikiran bahwa mereka sudah “gagal” sehingga mereka menjadi pesimis untuk kembali melakukan tindakan yang diperlukan.

3. Fokus pada “Menggantikan” Kebiasaan Buruk

Resolusi tahun baru yang sering dibuat adalah untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan buruk. Contohnya, berhenti merokok, mengurangi konsumsi makanan tidak sehat, atau mengurangi penggunaan media sosial.

Sebenarnya, tujuan ini tidak salah. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tujuan mengganti kebiasaan buruk cenderung lebih efektif daripada tujuan untuk menghilangkannya. Hal ini karena tujuan untuk mengganti kebiasaan buruk lebih konkret dan lebih efektif dalam mengatasi akar permasalahan.

Misalnya, jika kebiasaan menggigit kuku adalah caramu mengatasi kecemasan sebelum presentasi, maka jika kamu ingin menggantinya, kamu perlu mencari cara positif lain untuk mengatasi perasaan cemas yang tidak sehat.

Baca Juga  Kendalikan Amarah Sebelum Ia Mengendalikanmu

Tips untuk Menyusun Kebiasaan Baru yang Bertahan Lama

Jadi, sebelumnya kita telah mengetahui beberapa alasan mengapa usaha membangun kebiasaan baru sering kali tidak berhasil. Sekarang, bagaimana caranya untuk membentuk kebiasaan yang dapat bertahan lama? Nah, berikut ini saya akan merangkum beberapa metode untuk menciptakan kebiasaan baru yang tahan lama.

1. Kenali Kebiasaanmu Saat Ini

Jika kamu ingin memulai sebuah kebiasaan baru, mulailah dengan mengidentifikasi atau mengenali bagaimana kamu saat ini menjalankan kebiasaan tersebut. Selanjutnya, cobalah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebiasaan tersebut. Sebagai contoh, jika tujuanmu adalah membentuk kebiasaan bangun pagi, lakukan analisis mengenai jam tidur dan durasi tidurmu. Mungkin sulit untuk bangun pagi karena sering begadang.

2. Tetapkan Kebiasaan yang Spesifik dan Realistis

Untuk memastikan bahwa tujuanmu dapat tercapai dan bertahan lama, buatlah kebiasaan tersebut menjadi spesifik dan realistis (tujuan yang dapat dicapai). Contohnya, jika kamu hanya mampu melakukan latihan selama 15 menit, maka tetapkan sebagai kebiasaan untuk berolahraga selama 15 menit setiap hari. Selanjutnya, atur jadwal olahraga pada jam 5 sore setelah selesai bekerja. Dengan demikian, jam 5 sore akan menjadi waktu yang terkait dengan olahraga sehingga otakmu akan secara otomatis mendorongmu untuk berolahraga.

3. Buat Kebiasaan Ini Menjadi Sederhana

Melakukan latihan selama 15 menit di rumah setiap hari lebih mudah dilakukan daripada harus pergi ke gym dengan melewati kemacetan setelah bekerja. Buat kebiasaan ini menjadi lebih sederhana agar dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Kenyataannya, tubuh dan otak kita memiliki kecenderungan untuk menghemat energi. Oleh karena itu, kita mungkin akan merasa malas untuk melakukan sesuatu yang terlalu sulit.

4. Konsistensi

Suatu tindakan akan menjadi sebuah kebiasaan (habit) jika dilakukan berulang-ulang dan dengan konsistensi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebuah perilaku dapat menjadi kebiasaan jika dilakukan selama 21 hari berturut-turut. Namun, penelitian lain mengindikasikan bahwa waktu yang diperlukan bisa berbeda, mungkin sekitar 12 minggu, tergantung pada jenis perilaku yang ingin dibangun dan individu masing-masing.

Baca Juga  13 Olahraga Sederhana Tanpa Alat yang Bisa Dilakukan di Rumah

Kamu dapat menggunakan alat pelacak kebiasaan (habit tracker) untuk membantumu menjaga konsistensi dalam menjalani kebiasaan tersebut. Kamu bisa menggunakan aplikasi di ponsel atau membuat tabel dengan kotak centang (checklist) setelah menyelesaikan kebiasaanmu. Ini bertujuan agar kamu dapat memantau perkembanganmu dari waktu ke waktu.

5. Fleksibilitas

Ada saat-saat ketika kamu mungkin sedang sibuk atau kurang termotivasi untuk menjalankan resolusimu. Ketika situasi seperti ini muncul, lebih baik untuk menyesuaikan rutinitasmu dengan keadaan saat itu. Alih-alih tidak melakukan olahraga sama sekali, kamu dapat mengadaptasi durasi latihanmu dari 15 menit menjadi 5 menit. Atau jika kmau tidak memiliki energi untuk melakukan latihan kardio, kamu bisa menggantinya dengan jenis latihan yang lain.