Self Diagnose: Menyalahi Diagnosa, Diagnosis Sebenarnya Bisa Tak Tertangani

Self Diagnose: Featured Image

Meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan mental di era digital ini telah memosisikan “Self Diagnose” sebagai trend baru. Self Diagnose, yang merupakan proses dimana individu mencoba mendiagnosis kondisi kesehatan mental mereka sendiri, mengundang perhatian kritis dari para profesional kesehatan. Karena sering kali, tanpa bantuan profesional, diagnosa bisa meleset dan kondisi sebenarnya tidak tertangani dengan baik.

Fenomena Self Diagnose dan Implikasinya

Fenomena self diagnose berkembang seiring dengan mudahnya akses informasi kesehatan mental di internet. Sayangnya, hal ini kerap merujuk ke permasalahan yang lebih besar. Orang cenderung menghentikan pencarian jawaban ketika mereka mencapai sejauh diagnosa diri, yang mana bisa menimbulkan masalah. Psikolog, Mira Amir memberikan pandangannya tentang bahaya diagnosis ini.

Mira mengatakan bahwa gejala kesehatan mental seseorang bisa menjadi lebih rumit dan tidak teridentifikasi jika mereka mendasarkan pengetahuan mereka hanya pada hasil self diagnose. Akibatnya, banyak gejala yang bisa tertinggal dan tidak ditangani dengan baik.

Sejalan dengan Mira, Yovania Asyifa Jami, seorang survivor kesehatan mental, menyoroti bahwa meski kesadaran tentang kesehatan mental telah tinggi, fenomena ini berkembang luas.

Perluas Pemahaman, Jauhi Self Diagnose

Fenomena ini bisa disalahartikan sebagai sesuatu yang “keren”. Misalnya, orang mungkin merasa bahwa mereka memiliki bipolar jika mereka menemukan gejala mood swing pada dirinya, dan hal ini bisa menjadi masalah.

Baca Juga  Drakor Kesehatan Mental: Mengangkat Isu Sensitif dan Raih Rating Tinggi

Mira menekankan pentingnya konsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater jika merasa ada yang salah. Namun, tidak semua orang bisa mengetahui kapan mereka harus mencari tenaga profesional. Mira memberikan beberapa petunjuk, seperti jika kondisi telah menganggu rutinitas sehari-hari, kualitas tidur bermasalah, pola makan berubah, sulit berkonsentrasi, hingga emosi yang tidak terkendali.

Kapan Harus ke Profesional?

Self Diagnose: Cari Bantuan Profesional
Self Diagnose: Cari Bantuan Profesional

Jika Anda merasa gangguan Anda melebihi kemampuan orang-orang di sekitar untuk menampung cerita Anda, atau bahkan sampai berpikiran melakukan bunuh diri, kesadaran untuk mencari bantuan profesional harus menjadi prioritas. Jangan biarkan self diagnose menjadi penghalang dalam mewujudkan kesehatan mental yang sebenarnya.

Self Diagnose dan Dampak Negatifnya

Fenomena ini bisa berdampak negatif dan berbahaya bagi sejumlah individu. Bagi beberapa orang, mereka mungkin merasa terbebani dengan informasi yang mereka temukan dari berbagai sumber di internet, dan merasa semakin bingung dan stres. Lebih jauh, fenomena ini bisa menghambat seseorang dari mendapatkan bantuan dari profesional yang seharusnya mereka dapatkan.

Sebagai contoh, seseorang mungkin merasa depresi berdasarkan self diagnose dengan informasi dari internet dan memutuskan untuk mengisolasi diri, sedangkan mereka sebenarnya menderita gangguan kecemasan sosial yang membutuhkan terapi kognitif perilaku.

Solusi: Edukasi dan Keseimbangan Informasi

Meningkatkan edukasi mengenai kesehatan mental dan memberikan informasi tentang usaha deteksi dini dan strategi mengelola stigma kesehatan mental adalah beberapa langkah yang bisa diambil.

Internet, dengan kemudahan dan kecepatan mengakses informasi, berperan penting dalam peningkatan edukasi dan pengendalian stigma. Namun, itu juga perlu diimbangi dengan pemahaman bahwa self diagnose berpotensi merusak dan mengabaikan kebutuhan untuk pendekatan yang terstruktur dan profesional dalam penanganan kesehatan mental.

Baca Juga  4 Langkah Bagaimana Menghindari Menjadi "Zombie Ponsel"

Konsultasi dengan Profesional: Jalan Terbaik

Self Diagnose: Bertemu Therapist
Self Diagnose: Bertemu Therapist

Self diagnose memang bisa memberikan beberapa insight awal mengenai potensi adanya masalah kesehatan mental yang dialami seseorang. Namun, hanya profesional medis yang memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang akurat dan tepat.

Konsultasi dengan profesional akan memastikan diagnosis yang tepat, serta penanganan dan pengobatan yang tepat. Dengan cara ini, masalah kesehatan mental bisa ditangani dengan lebih efektif, dan penderita bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Tindakan self diagnose dapat mengkhawatirkan jika dilakukan tanpa bantuan profesional. Wujudkan kehidupan yang lebih baik dengan mendapat bantuan yang tepat, jauhkan self diagnose.

Saran Penggunaan Media Sosial untuk Kesehatan Mental

Terlepas dari dampak negatif self diagnose, media sosial juga dapat digunakan secara efektif dan positif untuk mendukung kesehatan mental. Berikut beberapa saran untuk menjaga kesehatan mental ketika menggunakan media sosial:

Mengikuti akun yang positif dan inspiratif

Mengikuti akun yang menyediakan edukasi dan dukungan seputar kesehatan mental, atau akun yang memiliki nilai inspiratif dan positif, dapat membantu menjaga keseimbangan informasi.

Diskusi dengan komunitas sejenis

Bergabung dengan grup atau forum komunitas yang berfokus pada topik kesehatan mental dapat menjadi sumber dukungan. Komunikasi yang sehat dengan orang yang memiliki pengalaman atau tantangan yang serupa dapat memberikan motivasi dan pengertian yang lebih baik.

Waktu yang terbatas di media sosial

Mengatur waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan mental. Tetapkan batasan waktu harian atau mingguan untuk menjaga kesadaran diri dan kehidupan yang seimbang.

Tidak segan untuk mencari bantuan profesional

Jika Anda merasa kewalahan atau tidak yakin tentang informasi kesehatan mental yang ditemukan di media sosial, lebih baik mencari saran atau dukungan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.

Baca Juga  Kesehatan Sosial: 5 Manfaat Utama Yang Penting Dalam Sosial

Praktek kebersihan mental

Seperti fisik, kesehatan mental perlu dijaga. Mengatur waktu untuk meditasi, olahraga, tidur yang cukup, dan melakukan kegiatan yang Anda nikmati adalah beberapa contoh kegiatan yang mendukung kesehatan mental.

Dalam menghadapi fenomena self diagnose, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab. Menggali informasi secara lebih mendalam, menjaga keseimbangan, dan tidak ragu mencari bantuan dari profesional jika diperlukan adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental di zaman digital ini.