Holiday Blues: Depresi Saat Liburan dan Cara Menghadapinya

Holiday Blues: Depresi Saat Liburan dan Cara Menghadapinya - Featured Image

lisaslegacy7.orgHoliday Blues – Apa yang terpikirkan ketika Anda mendengar kata “liburan”?

Mungkin Anda segera membayangkan hari-hari ketika Anda memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang Anda inginkan. Mulai dari berkumpul dengan keluarga, menikmati waktu sendiri di kafe, hingga berkumpul dengan teman-teman. Namun, tahukah Anda bahwa bagi sebagian orang, momen liburan bisa menjadi momok yang menakutkan?

Kenyataannya, ada sebuah fenomena di mana waktu liburan yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan keceriaan, justru dapat menjadi penyebab timbulnya perasaan stres, kecemasan, kesedihan, dan bahkan depresi. Fenomena ini dikenal sebagai “holiday blues” atau “depresi masa liburan.”

holiday blues
Source: Know Your Meme

Mengenai topik ini, kami akan menemani Anda untuk memahami lebih lanjut tentang perasaan depresi yang sering terkait dengan musim liburan. Selain itu, kami akan menjelaskan beberapa metode untuk mengatasi “holiday blues” ini. Jadi, mengapa masih menunggu? Ayo, mari kita lanjutkan untuk memahami lebih jauh!

Apa itu Holiday Blues?

apa itu holiday blues
Source: Pinterest

Holiday blues adalah perasaan sedih yang biasanya berlangsung sepanjang musim liburan. Waktu yang sering dianggap penuh kegembiraan ini dapat menjadi periode yang sulit bagi beberapa individu, dengan munculnya perasaan cemas, kesepian, hingga depresi yang sangat mengganggu.

Situasi ini umumnya muncul pada saat-saat transisi seperti Natal, Lebaran, atau Tahun Baru, yang sebaliknya seharusnya membawa kebahagiaan malah menjadi waktu yang penuh tekanan. Anda mungkin merasa kesepian saat berjauhan dari orang yang Anda sayangi, merasa tertekan dengan berbagai undangan dari teman-teman, atau bahkan merasa cemas tentang masa depan. Semua ini sering kali menjadi momen yang membebani emosi dan penuh dengan tuntutan, yang akhirnya dapat menyebabkan stres dan kelelahan.

Baca Juga  Psikiater: Memahami Tugas dan Terapi yang Dilakukan

Kenyataannya, holiday blues dapat dirasakan oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang sebenarnya menikmati liburan. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Alliance on Mental Illness (NAMI), setidaknya 64% dari mereka yang memiliki gangguan mental melaporkan bahwa liburan dapat memperburuk kondisi mereka. Ini menunjukkan bahwa, meskipun dapat dialami oleh siapa saja, holiday blues lebih sering muncul pada individu yang menghadapi tantangan kesehatan mental tertentu.

Gejala Holiday Blues

Gejala holiday blues yang paling umum adalah munculnya perasaan sedih yang berlangsung sepanjang musim liburan. Namun, intensitas dan durasi perasaan sedih saat mengalami holiday blues bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin mengalami kesedihan yang berkelanjutan, sementara yang lain mungkin merasa optimis meskipun dalam jangka waktu singkat.

Berikut adalah beberapa gejala holiday blues:

  • Perubahan dalam nafsu makan atau berat badan
  • Gangguan pola tidur
  • Mudah tersinggung
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Rasa cemas atau kekhawatiran
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati
  • Kehilangan minat dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari

Cara Menghadapi Holiday Blues

Jika Anda mengalami gejala-gejala holiday blues yang telah disebutkan di atas, ada beberapa tindakan yang bisa Anda ambil untuk mengatasinya:

cara menghadapi holiday blues
Source: The Guardian

1. Sisihkan Waktu Pribadi

Satu dari metode mengatasi holiday blues adalah dengan menyisihkan waktu khusus untuk diri Anda sendiri. Anda dapat meluangkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit setiap hari untuk membaca buku, mendengarkan musik, merendam diri, berlatih yoga, atau melakukan kegiatan lain yang dapat mengurangi tingkat stres Anda.

2. Tapi Jangan Menjauh dari Interaksi Sosial

Sering kali, perasaan sedih membuat Anda cenderung ingin menyendiri di rumah. Namun, mengisolasi diri secara terus-menerus tentu bukan langkah yang tepat dalam menghadapi holiday blues. Daripada menghabiskan liburan sendirian, lebih baik berkumpul dengan teman, keluarga, atau bahkan pasangan sesekali. Pada dasarnya, penting juga untuk berinteraksi dengan orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman.

Baca Juga  Merasa Tidak Penting dan Kecil? Ini 7 Hal yang Bisa Membantumu Bangkit

3. Belajar untuk mengatakan “Tidak”

Yup, salah satu saran mengatasi _holiday blues_ adalah menguasai seni mengatakan “tidak.” Anda mungkin merasa tidak nyaman menolak undangan pesta atau pertemuan dengan orang-orang terdekat Anda.

Namun sebenarnya Anda tidak perlu mengisi jadwal liburan Anda dengan berbagai janji temu yang bahkan tidak Anda inginkan. Terlalu banyak komitmen dapat membuat Anda merasa lelah dan stres. Oleh karena itu, Anda perlu belajar untuk tetap pada pendirian Anda dan bersedia untuk memprioritaskan diri Anda sendiri sebelum orang lain.

4. Menjaga Pola Tidur yang Teratur dan Cukup

Source: Healthline

Jadwal liburan yang padat seringkali mengakibatkan kurang tidur. Hal ini dapat meningkatkan tingkat stres. Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang cukup dan teratur dapat menjadi cara mengatasi holiday blues. Coba tidur pada waktu yang sama setiap malam. Tidur yang berkualitas dapat meningkatkan suasana hati dan juga memberi Anda energi dan semangat untuk menghadapi hari.

5. Rutin Melakukan Aktivitas Fisik

Ketika holiday blues datang, seringkali rasanya sulit untuk bahkan bangun dari tempat tidur dan bergerak. Namun, sebuah studi telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki peran yang signifikan dalam mengurangi gejala depresi.

Jadi, jangan biarkan diri Anda terjebak dalam kemalasan yang dapat membuat suasana hati semakin suram. Bahkan melakukan aktivitas fisik yang sederhana seperti berjalan kaki selama 10 menit sambil mendengarkan musik favorit melalui earphone sudah cukup untuk meningkatkan denyut jantung dan merangsang produksi endorfin yang dapat memperbaiki suasana hati.

6. Pantau Asupan Makanan

Apakah sebuah pertemuan bisa lengkap tanpa makanan lezat? Ketika berkumpul dengan teman dan keluarga, seringkali kita merasa ingin ngemil meskipun perut kita sudah kenyang. Namun, makan berlebihan tidak sehat.

Baca Juga  Kunci Kebahagiaan: Bagaimana Kita Menemukannya?
hindari makan banyak
Source: Factory Memes

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa stres dan pola makan yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko anxiety dan depresi. Oleh karena itu, mengatur konsumsi makanan dengan porsi yang seimbang adalah salah satu cara menghadapi holiday blues.

7. Tetapkan Harapan yang Masuk Akal

Liburan seringkali menjadi waktu yang ditunggu-tunggu dengan antisipasi yang tinggi, di mana kita merencanakan berbagai aktivitas yang ingin kita nikmati, seperti bepergian atau bertemu teman lama.

Tapi, seperti yang dikatakan dalam pepatah, “Man proposes, God disposes.” Terkadang, rencana kita mungkin tidak berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki harapan yang realistis yang dapat dicapai agar kita tidak merasa kecewa atau terlalu sedih jika rencana kita tidak berjalan sesuai yang diharapkan selama liburan.

8. Berbicara dengan tenaga ahli

berbicara dengan tenaga ahli
Source: The Healthy Answer Help

Meskipun holiday blues umumnya berlangsung dalam jangka pendek, berkonsultasi dengan seorang profesional bisa bermanfaat. Seorang psikolog dapat membantu Anda mengidentifikasi pola pikiran negatif yang mungkin berkontribusi pada perasaan sedih selama liburan dan membantu Anda mengubahnya menjadi pola pikir yang lebih positif dan produktif.

 

Holiday Blues Vs. Seasonal Affective Disorder (SAD)

holiday blues vs seasonal affective disorder
Source: meme arsenal

Selain holiday blues, merasa sedih selama musim liburan juga bisa menunjukkan tanda-tanda Seasonal Affective Disorder (SAD). SAD adalah gangguan depresi mayor yang muncul secara berkala selama beberapa bulan dalam setahun.

Walaupun serupa, holiday blues dan SAD memiliki perbedaan dalam hal durasi munculnya perasaan depresi dan tingkat keparahan gejalanya.

Menurut Verywell Mind, holiday blues biasanya dimulai sekitar bulan November atau Desember dan meningkat setelah tahun baru. Sementara itu, SAD berlangsung lebih lama, paling sedikit selama 40% dari tahun. Selain itu, tingkat keparahan gejala holiday blues cenderung lebih ringan. Di sisi lain, SAD seringkali lebih parah dan bisa sangat mengganggu.

Jika perasaan sedih atau cemas berlanjut setelah musim liburan berakhir, bisa jadi ini bukan hanya holiday blues. Mungkin ini adalah tanda adanya gangguan mood atau depresi mayor yang lebih serius.

Oleh karena itu, segera berkonsultasi dengan profesional adalah langkah yang bijak. Dengan mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, Anda dapat menghindari self-diagnosis yang tidak akurat dan risiko salah diagnosis yang berpotensi merugikan.